MEMORI, LUPA DAN TRANSFER BELAJAR

MEMORI, LUPA DAN TRANSFER BELAJAR

O

L

E

H

♣ IKA HASANATUN NISA’ ♣

Gambar

                                                    IKA NISA_INGEST

 

 

 

 

 

 

Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia, yang terdiri dari trilyunan sel yang memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Yang mengendalikan seluruh aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak sadar. Kapasitas penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas hardisk komputer terbesar sekalipun. Tapi sayangnya manusia tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi ketika orang yang bersangkutan diminta untuk mengingat kembali hal yang sudah mulai terlupakan sebagian itu.

Manusia cenderung untuk menyempurnakan sendiri bagian-bagian yang terlupa tersebut dengan cara mengkreasikan sendiri detil-detil ceritera itu. Akibatnya, sebuah ceritera tentang suatu peristiwa yang pernah disaksikan oleh seseorang akan berubah-ubah dari masa ke masa. Makin lama jarak waktu antara kejadian awal dengan saat berceritera, maka makin banyak perubahannya.

  1. Apakah definisi lupa itu ?
  2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi lupa itu ?
  3. Bagaimanakah cara mengurangi lupa itu ?
  4. Apakah definisi memoriy itu ?
  5. Apa sajakah faktor-faktor memoriy itu ?
  6. Apa sajakah teori-teori lupa itu ?
  7. Bagaimanakah cara atau usaha untuk meningkatkan kemampuan memoriy itu ?.
  8. Apakah definisi transfer belajar itu ?
  9. Apa saja teori-teori trasfer belajar itu ?
  10. Apa saja macam-macam transfer belajar itu ?
  11. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi adanya transfer belajar itu ?

 

PEMBAHASAN

MEMORI, LUPA DAN TRANSFER BELAJAR

MEMORI

A. Definisi (pengertiann) Memori)

Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan.

Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :

  1. Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM) ialah temppat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera dalam waktu yang labih pendek. Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu:
  2. Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk mempertahankan informasi dalam STM.
  3. Encoding : adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
  4. Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM) ialah gudang tempat menyimpan informasi untuk masa yang cukup lama.

B. Teori-Teori Memori

Teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti berikut :

  1. Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang  dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu : Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera    dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Sengaja,yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahun ke dalam ingatannya.
  1. Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
  2. Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu :

        a. Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan dengan menggunakan cues.

        b. Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.

        c. Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono (presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang tokoh tersebut.

C. Faktor yang mempengaruhi Memori

Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor, antara lain adlah sebagai berikut:

  1. Faktor Individu suatu Proses mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi Fisik dan kesehatan yang baik.
  2. Faktor Sesuatu yang Harus di Ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup kuat.
  3. Faktor Lingkungan proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.

D. Usaha-Usaha Meningkatkan Kemampuan Memori

Secara umum usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan memori harus memenuhi tiga ketentuan sebagai berikut:

  1. Mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Karena proses memori bukanlah suatu usaha yang mudah.
  2. Bahan-bahan yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal-hal lain. Khusus mengenai hal ini, konteks memegang peranan penting. Dari uraian di depan jelas bahwa memori sangat dibantu bila informasi yang dipelajari mempunyai kaitan dengan hal-hal yang sudah dikenal sebelumnya.
  3. Proses memori memerlukan organisasi. Salah satu pengorganisasian informasi yang sangat dikenal adalah mnemonik (bahasa Yunani: mnemosyne, yaitu dewi memori dalam mitologi Yunani). Informasi diorganisasi sedemikian rupa (dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dikenal) sehingga informasi yang kompleks mudah untuk diingat kembali.

LUPA

A. Pengertian Lupa

Kata lupa adalah kata yang tidak asing dalam masyarakat. Bahkan fenomena lupa menjadi fenomena yang sudah biasa atau sering terjadi dalam masyarakat. Fenomena lupa ini dapat terjadi pada siapapun, tak peduli orang itu remaja, orang tua, guru, pejabat, professor tak terkecuali anak-anak. Di lingkunagan sekolah, lupa dianggap sebagai gejala yang menyedihkan yang seharusnya tidak ada, namun mau tak mau harus dihadapi. Kadang kala guru merasa frustasi, karena anak didiknya lupa akan bahan pelajaran yang telah diajarkan.

Dalam proses belajar, lupa kerap kali dialami dalam bidang belajar kongnitif. Di mana anak harus belajar verbal atau belajar menggunakan bahasa. Oleh karena itu, penjelasan guru secara verbal cenderung mudah dilupakan. Kadang-kadang kita mencoba untuk mengingat sesuatru dari iingatan jangka panjang dan merasa seolah-olah kita hamper mengingattnya, tetapi tidak ingat sepenuhnya. Hal ini biasa disebut dengan istilah lupa-lupa ingat. Istilah lupa-lupa ingat sangat berbeda dengan istilah lupa-lupaan dan melupakan. Dalam istilah lupa-lupaan dan melupakan menganduk unsure kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti samar-samar antara lupa dan ingat. Hal ini bisa disebabkan oleh kerancuan struktur kongnitif yang akan menakhibatkan sejumlah kesan atau informasi menjadi samar-samar, kesan tersebut berbentu bayang-bayang ketidakpastisn.

  1. Perbedaan Lupa dengan Hilang

Kerap kali masayarakat salah menartikan kata lupa dan hilang. Mereka beranggapan lupa dan hilang adalah kata yang memiliki makna yang sama. Lupa ialah keadaan di mana seseorang tidak bisa mengingat informasi-informasi yang ada dalam memoring otaknya. Namun bukan berarti informasi tersebut hilang tanpa bekas. Melaikan bisa diingat atau panggil kembali jika diperlukan. Dengan kata lain informasi-informasi atau kesan-kesan sebagai buah dari pengalaman belajar tidak pernah hilang, hanya saja kesan-kesan itu mengendap dalam alam bawah sadar. Dan bila diperlukan kesan-kesan atau informas-informasi tersebut dapat terangkat ke alam sadar kita. Penggalian kesan-kesan atau informasi-informasi bisa karena kekuatan “asosiasi” atau bisa juga karena kemauan yang keras melakukan “reproduksi” dengan mengandalkan konsentrasi. Jadi, lupa bukan berarti hilang. Sesuatu yang terlupan bukan hilang dari memori otak. Melaikan masih dimiliki dan tersimpan di dalam alam bawah sadar. Sedangkan sesuatu yang hilang benar-benar sudah tidak tersimpan dalam memori otak.

Hilangnya informasi dari memori otak atau dari ingatan disebabkan oleh dua hal, yakni gangguan dan waktu. Jadi adanya upaya mengingat hal-hal yang baru dapat menggeser hal-hal yang lama. Dan akhirnya hal tersebut akan hilang atau lenyap tanpa bekas karena usangnya waktu. Selain itu ada dua ganngguan yang dapat mengakhibatkan lupa, baik itu dalam ingatan jangka pendek ataupun ingatan jangka panjang. Yang pertama adalah “inhibisi retroaktif” yaitu bila informasi-informasi yang baru menyulitkan orang untuk mengingat kembali informas-informasi lama. Dan yang kedua adalah “inhibisi proaktif” yaitu bila informasi-informasi yang lama menyulitkan orang untuk mengingat kembali informasi-informasi yang baru.

  1. Teori-Teori Lupa.

Lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Ada beberapa teori tentang lupa, antara lain yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval failure, dan motivated forgetting. Teori-teori ini khususnya merujuk pada memori jangka panjang.

a. Decay theory

Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Teori ini mengandalkan bahwa setiap informasi di simpan dalam memori akan meninggalkan jejak (memory trace). Jejak-jejak ini akan rusak atau menghilang bila tidak pernah dipakai lagi. Meskipun demikian, banyak ahli sekarang menemukan bahwa lupa tidak semata-mata disebabkan oleh ausnya informasi.

b. Teori interferensi

Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori janga panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan). Akan tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu menggangu proses mengingat informasi lainnya. Bisa terjadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tetapi bisa juga sebaliknya.

Bila informasi yang baru kita terima, menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, terjadilah interferensi retroaktif. Dalam hidup sehari-hari kita mengalami hal ini. Adalagi yang disebut interferensi proaktif, yaitu informasi yang sudah dalam memori jangka panjang mengganggu proses mengingat informasi yang baru saja disimpan.

c. Teori retrieval failure

Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

d. Teori motivated forgetting

Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

B. Factor-faktor Penyebab Lupa

Para tokoh sepakat bahwa lupa bukanlah masalah yang sederhana dan berdiri sendiri. Mereka meyakini bahwa ada beberapa factor yang dapat menyebabkan seseorang lupa terhadap sesuatu yang telah dimilikinya. Walaupun berbeda pendapat dalam memberikan pandangan tentang factor-faktor yang menyebabkan lupa. Namun pada hakekatnya perbedaan pandangan tersebut tidak perlu dipertentangkan, karena memang setiap orang memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda dalam memandang menyelesaikan suatu persoalan. Berikut ini adalah beberapa tokoh yang memberikan pandangannya mengenai factor-faktor yang dapat menyebabkan lupa.

vFactor yang menyebabkan lupa menurut Ngalim Purwanto adalah sebagai berikut:

–        Karena apa yang dialami atau informasi dan kesan yang diperoleh sebagai hasil dari pengelaman belajar tidak pernah dipergunakan lagi.

–        Adanya hambatan-hambatan yang terjadi karena gejala-gejala/isi jiwa yang lain.

–        Represi atau tekanan.

vFactor penyebab lupa menurut Muhibbin Syah adalah:

–        Perubahan situasi dan lingkungan.

–        Perubahan sikap dan minat. Misalnya seorang anak didik akan lebih mudah mengingat jika ia berminat atau suka dengan mata pelajaran tertentu entah itu karena guru atau lain hal.

–        Perubahan urat saraf otak. Hal dimaksudkan seperti gagar otak yang tentunya akan menyebabkan seseorang kehilangan ingatan yang ada dalam memori otaknya.

–        Kerusakan informasi sebelum masuk kememori. Informasi yang rusak itu tidak hilang dan tetap diproses oleh system memori otak seseorang tetapi terlalu lemah untuk dipanggil kembali.

vFactor penyebab lupa menurut pandangan W.S Winken adalah:

–        Gejala lupa disebabkan berkas-berkas ingatan yang tidak dipergunakan dengan berlanhsungya waktu mengalami proses penghapusan yang mengakhibatkan ingatan menjadi kabur dan lama-kelamaan hilang.

–        Interferensi, yaitu gangguan dari informasi yang baru masuk ke dalam ingattan terhadap informasi yang telah tersimpan di situ, seolah-olah informasi yang lama tergeser dan kemudian lebih sukar untuk diingat.

–        Adanya motif-motif tertentu sehingga seseorang itu melupakan sesuatu. Misalnya kejadian atay peristiwa yang yang tidak menyenangkan.

C. Kiat Mengurangi Lupa

Siapapun tidak akan mampu membendung kahadiran lupa secara keseluruhan. Menghilangkannya juga merupakan suatu hal yang mustahil. Mengurangi proses terjadinya lupa adalah salah satu upaya yang masuk akal dan dapat dipercaya kebenarannya. Fenomena lupa pada peserta didik, pada prinsipnya dapat dicegah sekecil mungkin bila mata pelajaran yang guru sajikan kepada peserta didik dapat diserap yang kemudian diproses oleh lalu disimpan dalam memori.

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal peserta didik. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba dalam upaya meningkatkan daya ingat akal. Diantaranya menurut Barlow (1985), Reber(1988), dan Anderson (1990), seperi yang dikutip oleh Muhibbin Syah sebagai berikut:

  1. Overlearning. Artinya upaya belajar melebihi bata pengguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin pagi ketika sedang melaksanakan apel bbendera, memungkinkan peserta didik mempunyai ingatan yang kuat terhadap teks Pancasila yang pernah dibacanya.
  2. Extra Study Time. Maksudnya adalah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar untuk materi tertentu, berrarti anak menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam.
  3. Mnemonic Device. Artinya muslihat yang dapat membantu ingatan. Kiat ini merupakan kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan informasi-informasi kedalam system ingatan anak. Kiat ini banyak sekali ragamnya, tetapi yang paling menonjol adalah rima (sajak atau nyanyian), singkatan, system kata pasak, metode losal, dan system kata kunci.
  4. Pengelompokan. Maksud dari kiat pengelompokan adalah menata ulang setiap materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa materi tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam upaya mengurangi proses lupa dalam proses belajar menurut W.S Winkel antara lain:

  1. Motivasi belajar yang kuat di pihak pesrta didik, oleh karena itu guru harus mampu memilih bentuk motivasi yang tepat agar siswanya menjadi bersemangat dalam menerima materi yang akn disampaikan.
  2. Guru harus mampu memancing perhatian peserta didiknya agar informasi mengenai ,ateri yang sedang disampaikan terserap secara sepenuhnya. Karena memancing perhatian peserta didik merupakan pintu gerbang yang akan mengantarkan peserta didik pada konsentrasi terhadap pelajaran yang diberikan.
  3. Peserta didik harus segera mengelola informasi secara baik. Karena penundaan pengelolaan mungkin akan mengakibatka materi itu terdesak keluar dari memori jangka pendek, karena adanya informasi baru yang akan masuk.

Dari beberapa kiat yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi proses lupa yang telah dije;askan diatas, pada dasarnya dapat kita ketahui bahwa sesungguhnya usaha-usaha mengurangi lupa tidak semata-mata terpulang pada cara-cara belajar yang baik di pihak peserta didik. Namun juga berhubungan dengan metode atau cara yang dipergunakan oleh guru dalam menyampaikan materi atau informasi.

TRANSFER BELAJAR

A. Definisi (pengertian) Transfer Belajar.

Jika diartikan secara bahasa, Transfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata yaitu transfer dan belajar. Transfer dipungut dari bahasa Inggris yaitu “ transfer “ yang berarti pergantian, serahterima, atau pemindahan. Sedangkan belajar sendiri adalah serangkaian kegiatan jiwa-raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuh sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi transfer belajar adalah suatu kegiatan jiwa-raga untuk memindahkan atau menyerah terimakan suatu informasi atau penegetahuan yang bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan rumusan Transfer belajar menurut para pakar psikologi sebagai berikut:

  1. Salmeto mengatakan bahwa transfer adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.
  2. Muhibbin Syah menyatakan bahwa trasfer belajar terjadi bila pengetahuan dan keterampilan anak didik sebagai hasil belajar pada masa lalu seringkali mempengaruhi proses belajar yang sedang dialaminya sekarang.
  3. Menurut W.S Winkel dalam bukunya “ Psikologi Pengajaran “ bahwa transfer belajar berasal dari bahasa inggris “ Transfer of Learning “ atau “transfer of Training “ yang brarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dari bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau kehidupan sehari-hari di luar lingkup pendidikan sekolah.

Dari beberapa rumusan yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa transfer belajar yaitu pemindahan. Pemindahan disini jangan dikonotasikan sebagai hilangnya suatu kemampuan atau keterampilan yang sudah dimiliki pada masa lalu, karena diganti dengan kemampuan atau keterampilan yang baru pada masa sekarang. Agar tidak terjadi kesalahan persepsi, transfer belajar disini sebagai “ pemindahan Pengaruh “ atau pengaruh kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang dikuasai terhadap kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang lain yang akan dikuasai.

B. Teori Transfer Belajar

Teori transfer belajar adalah pemikiran atau pendapat mengenai bagaimana transfer belajar itu sendiri.

  1. Teori Disiplin Formal

Teori ini didasari oleh ilmu jiwa daya. Menurut teori ilmu jiwa itu tersusun dari beberapa macam daya ( pikiran, ingatan, perasaan, dll. ) masing-masing daya itu dapat diperbaiki melalui latihan-latihan. Teori transfer belajar menurut psikologi daya adalah bahwa baiknya setiap fungsi sebagai akibat mempelajari bahan tertentu akan tertransfer dalam mempelajari bahan apapun juga yang tidak ada hubungannya dengan bahan latihan itu.

  1. Teori Komponen-Komponen Identik

Menurut teori ini transfer terjadi, jika antara situasi yang lalu atau hasi belajar yang lalu dengan situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang dihadapi terdapat aspek-aspek yang sama.

  1. Teori Generalisasi

Pandangan ini dikemukakan oleh Charles Judd ( 1873-1946 ) yang berpendapat bahwa transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola, dan prinsip-prinsip umum.

C. Ragam (macam-macam) Transfer Belajar

Muhibbin syah ( 1999 : 14 ) dengan mengutip pendapat Robert M.Gagne mengemukakan empat macam tansfer belajar yaitu transfer Positif, transfer negatif, transfer vertikal dan transfer lateral.

  1. Transfer Positif

Yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Misalnya keterampilan mengendarai sepeda motor, akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan bermotor roda empat.

  1. Transfer Negatif

Transfer atau pemindahan berefek buruk yaitu mempersukar dan mempersulit dalam kegiatan belajar selanjutnya. Misalnya keterampilan mengemudikan kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di Indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila ia pindah kesalah satu Negara Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak disebelah kanan jalan.

  1. Transfer Vertikal (tegak lurus)

Dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu mebantu siwa tersebut dalam menguasai pengetahuan atau keterampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya seorang siswa SD yang telah menguasai prinsip penjumlahan dan pengurangan pada waktu duduk dikelas II akan mudah mempelajari perkalian pada waktu di duduk dikelas III.

  1. Transfer Lateral (ke arah samping)

Dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Misalnya seorang lulusan STM yang telah menguasai teknologi “X” dari sekolahnya dapat menjalankan mesin tersebut ditempat kerjanya. Disamping itu, ia juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan teknologi kurang lebih sama dengan mesin “X” tadi.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya transfer belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya transfer belajar, antara lain adalah:

  1. Intelegensi

Individu yang lancer dan pandai biasanya akan mampu menganalisa dan melihat hubungan-hubungan logis, ia segera melihat unsur-unsur yang sama serta pola dasar atau kaidah hukum, hingga sangat mudah terjadi transfer.

  1. Sikap

Meskipun orang mengerti dan memahami sesuatu serta hubungannya dengan yang lain, tetapi kecendrungan atau pendiriannya menolak/ sikap negative, maka transfer tidak akan terjadi, demikian sebaliknya.

  1. Materi pelajaran

Biasanya mata pelajaran yang mempunyai daerah berdekatan misalnya matematika dengan statistic, ilmu jiwa sscial dengan sosiologi, lebih mudah terjadi transfer.

  1. Sistem penyampaian Guru

Pendidik yang senantiasa menunjukkan hubungan antara pelajaran yang sedang dipelajari dengan meta pelajaran lain atau dengan menunjuk ke kehidupan nyata yang dialami anak, biasanya lebih membantu terjadinya transfer.

 

Kesimpulan.

  • Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.
  • Ada beberapa teori tentang lupa, antara lain yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval failure, dan motivated forgetting.
  • Faktor lupa antara lain adalah adanya informasi baru yang menggeser informasi lama, dan adanya perubahan situasi, sikap, minat dan perubahan urat saraf.
  • Kiat mengurangi lupa antara lain: overlearning, extra study time, mnemonic device, dan pengelompokan.
  • Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan
  • Teori-teori tentang lupa antara lain: encoding, storage, dan retrieval.
  • Faktor yang mempengaruhi memori ada 3, yaitu: faktor lingkungan, faktor individu dan faktor materi yang diserap.
  • Cara meningkatkan kemampuan memori adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan informasi yang memiliki hubungan dengan informasi yang sudah ada dan pengorganisasian proses memori dengan baik.

vTransfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari kata yaitu transfer dan belajar.

vTeori transfer belajar adalah teori disiplin formal, teori komponen-komponen identik dan generalisasi.

vRagam transfer belajar adalah transfer positif, negative, vertical dan lateral.

vFaktor yang mempengaruhi transfer belajar antara lain: taraf intelegensi dan sikap, metode guru dalam mengajar serta isi materi yang disampaikan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hasan, Muhammad. 2002. Psikologi Pendidikan. Semarang: Gajah Mada

Mustaqim. 2004. Psikologi Belajar. Yoyakarta: Pustaka Pelajar

N.N. Meningkatkan Daya Ingat. http://www.e-edukasi.net. 19 September 2008.

NN. Memori Jangka Pendek. http://www.groups.yahoo.com. 19 September 2008.

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

 

BEING A PROFESSIONAL TEACHER

BEING A PROFESSIONAL TEACHER

O

L

E

H

IKA HASANATUN NISA’

Gambar

Have you ever wondered what the qualities of a really professional teacher are? we know that all teachers want their students to like them, but being liked isn’t the be-all and end-all really, is it?

Teachers can be popular just because they are friendly and helpful, but is not only that to be professional and effective they must have other qualities.

  1. Understands student psychology and can be problem solver.

It is very important for a teacher to understand the psychology of his/her stutent. Because every student have different problem from the other and will react differently to situations. So, a teacher must understanding and try to give her/his students solution.

  1. Competence and polishing their skills.

Cause the teacher is very important for future her/his country,she/he reserved have a competence in the education surface and always polishing their skills to bring into agreement with the develop period.

  1. Can choice method study for her/his student

Except competence in her/his board, teacher reserved can choice a method is right for a process study. Because right or not method that’s her/his choice can give effect to purpose of a process studying.

  1. Have a skill evaluation

This skill is very important for teacher. Because via this activity a teacher can know their method used right or not. And she/he can know the purpose of learning can reached or yet.

  1. Have a skiil management class

A skill of management class that’s good can make student active and can make condition class effective and nice for process study

  1. Keep communication whit parent

Parents and teachers together play a vital role in the growth and development of a kid. A professional teacher always keep communication whit parent and always given information about develop her/his child in class. And for a parent teacher can control her/his student.

  1. Have a good personality

For a public, teacher have hight level in her/his district. May be, more people being a teacher as inspiration. So, have a good personality is very important for to being a professional teacher.

impressive moment

Foto0972e

“ Impressive Moment in My Life “

I’m believe, everyone have a impressive moment in his life. From some of moment or experiences in my life, I had experience that I can’t forget. That is my experience, when I first time on an airplane. This experience, I experienced when I would go to Lombok, precisely on July 18,2012. This experience was a impressive and shameful from me.

This event started, when I get offer to continue study in Lombok from my brother. Cause some reason, I resolved to accept this offer. The ealier planning, I would going to Lombok by bus. But because, the time getting thinner finally, I went to Lombok by airplane from Juanda airport that located in the city of Surabaya. A feel of afraid and happy juice mixed into one. I’m nervous waiting my scheduled flight was delayed.

After waiting long enough, I learnt announcement a plane that would bring me to Lombok soon fly. I walked into plane with a lip that doesn’t want stop reading a prayer. Arriving on the plane, I just sit and slient. The problem appeared when the plane preapared to fly. The roar from the engines that couple with the vibrations, making my stomach queasy. I try to stand it, but I can’t. Quickly, I took the plastic bag that was in my bag. And finally, I threw up. How embarrassed myself at this time. Because from many people on the plane, I was the only sober air.

After my stomach relief, I asleep on the way. And no a feel the hours pass. I arrived in Lombok safely. I got out from plane with a limp body and feel of shame that I can’t stand. But I wouldn’t cured just because this incident. I wanted to get on a plane again. And I hope this incident not repeated in the next experience.

contoh penulisan laporan observasi IPS (aspek geografi,ekonomi,sosiologi,antropologi,dan psikologi)

TUGAS AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH

ILMU PENDIDIKAN SOSIAL (IPS)

OLEH:

IKA HASANATUN NISA’

15.1.12.9.145

Gambaran Umum

Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah

Tujuan:

–        Aspek geografi: Untuk mengetahui letak geografis Desa Tendas, dengan cara menggambarkan dengan kata-kata tentang keadaan bumi besrta segala yang ada di atasnya di Desa Tendas.

–        Aspek ekonomi: Untuk mengidentifikasi dan menganalisi permasalahan ekonomi di Desa Tendas.

–        Aspek sosiologi: Untuk mengidentifikasi dan menganalisis perubahan-perubahan di Desa Tendas yang berhubungan dengan social seperi norma, nilai, budaya dan lain-lain.

–        Aspek antropologi: Untuk mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan antar kelompok manusia, baik yang mengenai perbedaan pendapat, jalan pikiran, cara hidup dan lain sebagainya di Desa Tendas

–        Aspek Psikologi Sosial: Untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan stuasi social/ fenomena social di lingkungan Desa Tendas

Letak Geografis

Desa Tendas adalah salah satu desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas ± 40,8 Hektar. Menurut daftar jumlah pemilih pada pemilukada tahun 2013, desa ini dihuni oleh sekitar 2740 jiwa dengan jumlah pemilih atau penduduk yang berusia 17 tahun keatas berjumlah ± 2027 jiwa. Desa Tendas ini berjarak cukup dekat dari kantor Kecamatan Tayu yang berada di pusat kota, yakni hanya berjarak ± 1 km kearah selatan. Di bagian timur desa ini berbatasan dengan Jepat dan di bagian barat berbatasan langsung dengan desa Sentul. Sedangkan pada bagian selatan desa ini berbatasan dengan desa Mbondol dan di sebelah utara berbatasan dengan desa Keburomo.

Desa tersebut termasuk dalam daerah yang berdataran tinggi, namun bukan daerah pegunungan. Jadi tak heran jika udara disana tidak panas maupun dingin melainkan sejuk. Layaknya daerah-daerah di Indonesia, desa ini memiliki dua musim, yakni musim panas dan musim dingin. Di desa ini terdapat subuah sungai yang cukup besar yang aliran airnya bermuara di sungai besar yang ada di Tayu. Sungai tersebutlah yang menjadi sumber perairan bagi lahan-lahan pertanian yang ada di desa tersebut. Selain itu sumber daya air di desa ini cukuplah melimpah, jadi jika musim panas datang warga tidak pernah takut akan terjadi kekeringan.

Tanaman disini kebanyakan adalah tanaman pertanian seperti padi, jagung, singkong dan beberapa tanaman buah-buahan seperti durian, mangga, matoa, rambutan, dan lain-lain yang memang sengaja ditanam oleh para penduduk desa. Hewan ternak di desa ini sama halnya dengan hewan ternak didaerah-daerah lain yakni antara lai sapi,kambing, bebek dan ayam.

Aspek Ekonomi Desa Tendas

Mata pencaharian utama dan dominan di desa ini adalah petani. Namun bukan berarti penduduk desa Tendas tidak memiliki mata pencaharian lain selain pertanian. Ada beberapa beberapa mata pencaharian lain seperti tukang ojek, TKI atau TKW, wirasuwasta, pedagang, PNS, TIN, PORLI dan beberapa mata pencaharian yang lainnya. Ada juga beberapa penduduk yang memiliki dua mata pencaharian dua, misalnya saja petani dengan tukang ojek atau yang lainnya. Pada tahun 2013 presentase mata pencaharian penduduk desa Tendas dapat dilukiskan dalah sebuah diagram sebagai berikut:

Gambar

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa petani merupakan mata pencaharian yang dominan dan utama di desa Tendas. Hal ini didukung dengan beberapa faktor alam seperti ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas dan keadaan tanah yang bisa dibilang cukup subur, mengingat letaknya yang ada di daerah daratan tinggi.

Mata pencaharian dominan yang kedua adalah TKI/TKW. Alasan yang cukup kuat yang mereka ungkapkan adalah kurangnya lowongan pekerjaan di desa. Bagi mereka yang memiliki lahan pertania mereka bisa menjadi petani. Tapi bagi mereka yang tidak memiliki lahan pertanian hanya bisa menjadi buruh tani dengan upah yang sangat minim yakni setiap hari hanya berkisar dua puluh ribu rupiah. Itu pun tidak bisa dilakukan setiap hari, pekerjaan sebagai buruh tani hanya bisa dilakukan saat musim panen atau musim tanam.

Dengan penghasilan yang demikian, tentu mereka sangat kesusahan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan membayar biaya sekolah anak-anak mereka. Karena seperti yang kita tahu, harga-harga kebutuhan pokok dan biaya sekolah setiap harinya semakin merangkak naik mencekik rakya kalangan bawah seperti mereka. Hal inilah yang menjadikan mereka nekat untuk mengampil keputusan bekerja di luar negeri karena tergiur dengan gaji yang lebih besar. Walaupun harus terpisah jauh dengan keluarga, sanak saudara dan buah hati mereka.

Aspek Sosiologi

Pada tahun 90-an tidak pernah ada seorang anak gadis memakai pakaian yang pendek dan sedikit terbuka. Hal ini dikarenakan mereka takut akan menjadi gunjingan para tetangga dan akhirnya akan membuat malu bagi keluarganya. Namun pada tahun-tahun ini hal tersebut sudah menjadi fenomena yang biasa, bahkan seolah-olah mereka merasa bangga memakai pakaian seperti itu. Karena mereka beranggapan bahwa seorang gadis yang tidak memakai pakaian seperti itu adalah gadis yang jadul alias kurang pergaulan.

Tidak hanya itu dahulu seorang gadis sangat dilarang keras keluar malam. Apabila waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, maka seorang anak gadis harus sudah berada di rumah. Jika ada keperluan yang sangat mendesak maka haruslah ayah atau saudara yang mengantarkan. Tetapi pada saat ini semua itu sudah tidak berlaku lagi.

Hal ini dikarenakan mulai lunturnya nilai, norma dan budaya dalam masyarakat Indonesia, ini adalah salah satu dampak negative yang timbul sebagai akhibat dari globalisasi. Di era dimana semua telah mendunia semua hal terasa sangat mudah. Sehingga kemungkinan masuknya budaya suatu bangsa ke bangsa lain pun tidak bisa dielakkan lagi. Hal ini lah yang terjadi di Indonesia sebagai salah satu Negara di dunia. Masuknya budaya asing kedalam kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dibendung lagi.

Namun sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan kemampuan masyarakat untuk memilih mana budaya asing yang sesuai dengan budaya leluhur dan dapat disatukan melalui proses asimilasi dan mana budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya leluhur bangsa sehingga budaya itu tak patut untuk diikuti. Kebanyakan dari mereka hanya menyerap semua budaya asing dan menerapkannya dalam kehidupan sehari tanpa memperdulikan adanya budaya bangsa sendiri sebagai warisan dari para leluhur. Sehingga tidak heran jika budaya-budaya asli Indonesia seperti gotong-royong semakin lama semakin tergerus dan akhirnya akan hilang. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat kota yang cara hidupnya telah berganti menjadi individualis. Karena mereka hanya sibuk bekerja di kantor setiap harinya, berangkat pagi pulang malam. Mereka hanya sibuk memeikirkan bagaimana cara untuk menghasilakan uang tanpa memikirkan aspek social.

Aspek Antropologi

Pada beberapa tahun ini desa Tendas telah mengalami banyak perubahan. Banyak kontraktor yang mulai melirik lahan di desa tersebut untuk mereka ubah menjadi perumahan. Tepatnya pada tahun 2008, beberapa investor dan kontraktor berencana membangun perumahan lengkap dengan tempat rekreasi dan jalan raya. Tentunya hal ini memancing beragam reaksi dari para penduduk, banyak yang mendukung namun tidak sedikit pula yang menolak rencana ini.

Mereka kelompok yang mendukung rencana ini kebanyakan berasal dari kalangan penduduk desa yang memiliki usaha disepanjang jalan yang kan dibangun oleh investor tersebut. Mereka beralasan dengan pembangunan ini omset pendapatan mereka akan bertambah karena di daerah tersebut akan dibangun sebuah tempat rekreasi dan tentunya akan mengundang banyak wisatawan. Dan jika pembangunan tersebut benar-benar terealisasi maka akan memberikan sumbangsi yang lumayan besar bagi pemasukan khas desa.

Sedangkan kelompok yang menolak keras pembangunan perumahan, tempat rekreasi dan jalan raya tersebut, mayoritas dari meraka adalah dari kalangan petani. Hal ini dikarenakan rencana pembangunan tersebut akan banyak menggusur lahan tempat mereka menggantungkan nasibnya. Walaupun mereka akan mendapatkan ganti untuk lahan yang tergusur akhibat dari pembangunan tersebut, namun mereka bersikeras untuk menolak rencana tersebut. Alasan lainnya adalah letak pembangunan tersebut yang tidak jauh dari sungai yang selama ini menjadi sumber irigasi bagi sawah-sawah mereka. Sehingga mereka khawatir adanya pembangunan tersebut akan berakhibat pada kualitas kapasitas air untuk mengairi sawah-sawah mereka.

Aspek Psikologi Sosial

Belakangan ini, terjadi peristiwa yang sangat mencoreng nama baik desa Tendas. Dalam kurun waktu 2 tahun belakangan (2010-2012) ada sekitar 5 gadis di desa Tendas yang hamil di luar nikah. Banyak yang mengatakan hal ini dikarenakan pergaulan mereka yang terlalu bebas dan ditambah lagi dengan kurangnya control dari orang tua. Kebanyakan penduduk desa menyimpulkan seperti ini karena jika dilihat dari kondisi orang tua tiga dari kelima gadis tersebut memang sehari-hari sibuk bekerja sebagai petani dan pedagang. Sering kali mereka pulang sore hari bahkan malam hari dan paginya harus berangkat untuk bekerja lagi begitu seterusnya hinggga mereka tidak terlalu memperhatikan pergaulan buah hatinya. Sedangkan orang tua dari 2 gadis lainnya adalah seorang TKW, mereka hanya tinggal bersama nenek dan kakeknya yang telah tua renta sehingga pengawasan dari orang tua pun kurang maksimal.

Namun pada dasarnya tidak hanya pergaulan yang terlalu bebas dan kurangnya kontrol dari orang tua yang menjadi alasan terjadinya peristiwa tersebut. Tetepi juga tidak adanya komunikasi dua arah dalam keluarga dengan kata lain komunikasi dalam keluarga hanya berjalan searah. Artinya komunikasi hanya berbentuk perintah dari orang tua, sehingga mereka merasa terkekang dan hal ini lah yang menjadikan mereka mencari sesuatu yang sesuai dengan kehendak hati mereka di luar rumah. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan penanaman ataupun mulai terkikisanya norma-norma kesusilaan dan norma agama juga menjadi salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya. Karena memang tidak dapat dipungkiri, dalam beberapa waktu belakangan acara-acara agama seperti pengajian hanya dihadiri oleh kalangan ibu-ibu. Hal ini dikarenakan para muda-mudi lebih memilih nongkrong dengan teman-temannya.

Dengan adanya peristiwaa tersebut, timbul lah kesadaran akan pentingnya perhatian dan kontrol orang tua terhadap anak pergaulan anak. Bukan untuk mengekangnya tapi untuk menjaga mereka dari kemungkinan akan terjerumusnya anak-anak mereka dalam pergaulan yang salah. Para penduduk desa khususnya para orang tua pun mulai berbenah diri menanggapi hal tersebut.

Di lingkungan keluarga, para orang tua pun semakin waspada dan meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Para Ayah rela mengantar dan menjemput anak mereka sewaktu pulang sekolah dan para Ibu semakin intens membangun komunikasi dengan putra-putri mereka, sebagai salah satu upaya untuk membangun komunikasi yang baik dengan buah hati mereka sehingga buah hati mereka pun tak sungkan-sungkan untuk terbuka mengenai apapun, baik itu sekolah, sahabat maupun pacar. Upaya ini diawali dengan hal-hal sepele seperti menanyakan apa saja aktivitas yang dikerja kan di luar rumah seharian, bagaimana sekolahnnya, mengajak seluruh anggota keluarga makan malam bersama seraya mengajak anak membincangkan banyak hal.

Tidak hanya dalam lingkup keluarga, tetapi juga dalam lingkup masyarakat. Mereka mulai memperketat penjagaan di lingkungan desa. Tempat-tempat yang diduga sering menjadi tempat para pasang muda-mudi berpacaran mulai di sisir satu persatu. Jika ada pasangan muda mudi yang tertangkap basah sedang berpacaran disana maka mereka akan membawanya ke kantor desa untuk kemudian disidang dan dipanggil kedua orang tuanya. Hal ini dilakukan bukan untuk membuat aib bagi keluarga pasangan muda-mudi tersebut, melaikan hanya sebagai pelajaran agar mereka tidak mengulangi hal yang sma di kemudian hari, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Gambar

MAKALAH

Kertasen

KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA TENDAS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH

images 

O L E H:

IKA HASANATUN NISA’

(15.1.12.9.145)

 

JURUSAN S1 PGMI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN MATARAM

2012/2013

KATA PENGANTAR

 

بسم الله الرحمن الرحيم

 

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat diantaranya nikmat iman,islam kesehatan dan kesempatan sehingga makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya dan untuk memenuhi mata kuliah KERTASEN yang berjudul”KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA TENDAS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH”.Kedua kalinya tak lupa pula kita haturkan solawat beserta salam kepada keharibaan junjungan alam nabi besar kita nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari pintu kezoliman menuju pintu keislaman.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik itu dari segipenulisan, isi, dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Demikian sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.

 

 

 

 

Mataram, 29 November 2013

 

Penulis

 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………. iii

BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………………………………………………………………………………………. 1

  1. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………………………………. 1
  2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………………………………………………. 2
  3. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………………………………………………………………. 2

BAB II (PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………………………………. 3

  1. KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT………………………………………………………………………………………………………………………. 3
  2. GOLONGAN DALAM MASYARAKAT…………………………………………………………………………………………………………………. 3
  3. SISTEM PERKAWINAN…………………………………………………………………………………………………………………. 3
  4. SISTEM KEKERABATAN…………………………………………………………………………………………………………………. 4
  5. PENGGUNAAN BAHASA…………………………………………………………………………………………………………………. 4
  6. HUKUM ADAT………………………………………………………………………………………………………………………. 5
  7. HUKUM ADAT PERKAWINAN…………………………………………………………………………………………………………………. 5
  8. HUKUM ADAT WARISAN…………………………………………………………………………………………………………………. 12
  9. UPACARA SEDEKAH BUMI…………………………………………………………………………………………………………………. 12
  10. ASPEK EKONOMI………………………………………………………………………………………………………………………. 13
  11. KESENIAN DAN KETERAMPILAN………………………………………………………………………………………………………………………. 14
  12. KESENIAN DAN LAGU DAERAH…………………………………………………………………………………………………………………. 14
  13. KETERAMPILAN…………………………………………………………………………………………………………………. 16

BAB III (PENUTUP)…………………………………………………………………………………………………………………………………. 17

  1. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………………. 17
  2. SARAN………………………………………………………………………………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………………. 18

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………………………. 19

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Jawa adalah bagian dari kepulauan NKRI yang paling padat penduduknya. Pulau Jawa itu sendiri terbagi menjadi provinsi Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain padat penduduknya, Jawa juga kaya akan khasanah budaya, karena dari masing-masing provinsi tersebut memiliki budaya, tradisi, dan latar belakang yang berbeda-beda. Salah satu desa yang ada di Jawa atau lebih tepatnya adalah Desa Tendas yang terletak di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.

Desa Tendas adalah salah satu desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas ± 40,8 Hektar. Menurut daftar jumlah pemilih pada pemilukada tahun 2013, desa ini dihuni oleh sekitar 2740 jiwa dengan jumlah pemilih atau penduduk yang berusia 17 tahun keatas berjumlah ± 2027 jiwa. Desa Tendas ini berjarak cukup dekat dari kantor Kecamatan Tayu yang berada di pusat kota, yakni hanya berjarak ± 1 km kearah selatan. Di bagian timur desa ini berbatasan dengan Jepat dan di bagian barat berbatasan langsung dengan desa Sentul. Sedangkan pada bagian selatan desa ini berbatasan dengan desa Mbondol dan di sebelah utara berbatasan dengan desa Keburomo.

Dewasa ini kelangsungan budaya di pulau Jawa, khususnya di Desa Tendas semakin terancam keberadannya. Hal ini dikarenakan adanya moderenisasi dan fenomena globalisasi yang berjalan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan tegnologi, di samping membawa kemajuan di dalam pribadi pemuda dan setiap elemen masyarakat, juga memberikan dampak buruk terhadap sebuah budaya. Faktanya, para pemuda lebih condong kepada budaya Barat dan semakin jarang masyarakat yang peduli dengan budaya leluhur mereka

Eksistensi budaya menjadi terancam, sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya mereka adalah tujuan yang paling utama. Dengan adanya kesadaran dari masing-masing pribadi masyarakat akan dapat sangat membantu tetap bertahannya budaya kita, karena kesadaran akan menggerakkan hati mereka untuk mencintai budaya mereka. Dengan demikian, hal tersebut akan mendorong mereka untuk selalu berusaha menjaga keberadaannya, sehingga eksistensi budaya ini akan terus tetap terjaga. Oleh karena itulah, dalam makalah ini akan dibahas beberapa kebudayaan masyarakat Jawa khususnya kebudayaan tempat kelahiran penulis, yakni kebudayaan yang ada di masyarakat Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya untuk mengenal dan melestarikan budaya yang ada.

  1. RUMUSAN MASALAH
  2. Bagaimanakah kehiduoan sosial penduduk Desa Tendas sebagi salah satu masyrakat suku Jawa?
  3. Apa sajakah hukum adat yang berlaku di Desa Tendas?
  4. Bagaimanakah keadaan perekonomian di Desa Tendas?
  5. Apa sajakah hasil karya dan kesenian yang ada di Desa Tendas?
  6. TUJUAN PENULISAN
  7. Untuk mendiskripsikan kehidupan sosial masyarakat Desa Tendas sebagai salah satu suku Jawa.
  8. Untuk mendiskripsikan hukum-hukum adat yang berlaku di Desa Tendas.
  9. Untuk mendiskripsikan keadaan perekonomia atau aspek ekonomi di Desa Tendas.
  10. Untuk mengetahui beberapa hasil karya dan kesenian yang ada di Desa Tendas.


 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT
  2. GOLONGAN DALAM MASYARAKAT

Secara umum di Jawa dan juga di Desa Tendas ada tiga golongan yang dikenal yakni golongan santri, priayi dan golongan Abangan. Adapun pengertian dari ketiga golongan tersebut adalah sebgai berikut:

  1. Golongan santri adala penduduk yang memeluk agama islam dan menjadikannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup.
  2. Golongan priayi adalah mereka yang umumnya bekerja sebagai abdi negara, TNI dan orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat atau bisa disebut dengan kaum bangsawan.
  3. Golongan abangan adalah mereka yang masih berpegang pada adat istiadat Jawa, meskipun mereka memeluk berbagai agama. Jadi, walaupun merka telah memeluk agama lain namun kebiasaan lama sebagai pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu-Jawa seperti penggunaan sesajen dalam setiap ritual atau acara adalah menjadi hal yang wajib. Kaum ini juga sering disebut dengan Kejawen, maka ada istilah Islam Kejawen, Kristen Kejawen dan lain diantaranya.

Penggolongan sosial ini berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari. Dalam melakukan komunikasi antara satu dengan lainnya, digunakan bahasa yang berbeda. Hal ini merupakan cara tersendiri bagi masyarakat suku Jawa dalam menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua, dituakan, pejabat, orang yang lebih muda, ayah, ibu dan sebagainya.

  1. SISTEM PERKAWINAN

Perkawinan di Desa Tendas ini cenderung menggunakan sistem perkawinan Eleutherogami. Yaitu sistem perkawinan dimana seseorang diperbolehkan kawin dengan orang dari dalam dan luar sukunya. Selain itu, perkawinan di Desa Tendas termasuk perkawinan yang bersifat Perkawinan patriokal, yakni perkawinan yang menyebabkan kedua mempelai setelah melangsungkan upacara perkawinan kemudian bertempat tinggal sementara atau untuk selamanya pada keluarga pengantin pria. Hal ini hanya bersifat sementara karna tidak berselang lama biasanya mereka akan mendirikan rumah sendiri dan membangun keluarganya sendiri.

  1. SISTEM KEKERABATAN

Di dalam masyarakat adat Indonesia, secara teoritis sistem kekerabatan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Sistem Patrilineal adalah sistem kekerabatan yang menarik garis dari Pihak Bapak, maksudnya dalam hal ini setiap orang hanya menarik garis keturunan dari Bapaknya saja. Hal ini mengakibatkan kedudukan pria lebih menonjol pengaruhnya daripada wanita dalam hal mewaris. Sistem ini dianut oleh suku-suku seperti, Batak, Gayo, Nias, Lampung, Seram, NTT dan lain-lain.
  2. Sistem matrilineal adalah sistem kekerabatan yang ditarik dari garis Pihak Ibu. Sehingga dalam hal kewarisan kedudukan wanita lebih menonjol pengaruhnya dari pada garis Bapak. Sistem kekerabatan ini dianut oleh masyarakat Minangkabau, Enggano dan Timor.
  3. Sistem parental/bilateral adalah sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah pihak Bapak dan Ibu, sehingga kedudukan anak laki-laki dan anak perempuan dalam hal mewaris adalah seimbang dan sama. Masyarakat yang menganut sistem ini misalnya Sumatera Timur, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan dan lain-lain.

Secara umum suku jawa menganut sistem parental/bilateral, begitu juga dengan penduduk Desa Tendas yang merupakan salah satu dareah di Jawa Tengah.

  1. PENGGUNAAN BAHASA

Dalam kehidupan sehari-hari di Desa Tendas terdapat penggunaan bahasa yang berbeda-beda untuk berkomun. Bahasa yang digunakan dibagi menjadi dua yakni bahasa jawa ngoko dan bahasa jawa krama. Bahsa jawa ngoko biasa dipakai untuk berkomunikasi dengan orang atau teman sebaya. Sedangkan bahasa jawa krama biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau orang yang memiliki kedudukan, posisi atau jabatan yang lebih tinggi dalam susunan masyarakat desa. Misalnya Kepala Desa atau Kepala Lingkungan dan orang yang disepuhkan atau dituakan.

 

  1. HUKUM ADAT
  2. HUKUM ADAT PERKAWINAN

Adat perkawinan suku Jawa memang terkenal cukup panjang dan rumit karena memang terdiri dari beberapa ritual atau upacara-upacara adat. Hal ini juga yang terlihat dari acra perkawinan yang digelar oleh penduduk Desa Tendas walaupun mereka tidak mengambil secara keseluruhan. Mereka hanya mengambil beberapa ritual sebagai tanda untuk menghormati dan melestarikan budaya. Secara umum upacara pernikahan menurut adat Jawa terbagi menjadi 3 rangkaian atau tahapan utama yakni lamaran, pra-pernikahan kemudian pernikahan. Adapun ritual-ritual yang dilakukan pada tiap tahapannya yaitu sebagai berikut:

  1. Lamaran atau Pinangan (Dodok Lawang)

Lamaran atau pinangan adalah prosesi dimana kedua orang tua calon mempelai pria menyampaikan kepada kedua orang tua calon mempelai wanita, bahwa calon mempelai pria memiliki niat baik untuk menikahi putrinya. Dalam acara lamaran ini mempelai pria tidak diperkenankan untuk ikut. Hanya kedua orang tua dan sanak keluarga terdekat yang datang bertamu kerumah calon mempelai wanita. Jika niat baik itu diterima maka akan dilanjutkan menetapkan waktu atau tanggal yang baik untuk melaksanakan ijab qabul. Dalam menemtukan waktu atau tanggal yang baik ini menggunakan perhitungan Jawa dengan menggunakan Weton (hari diman calon pengantin lahir misalnya senin pahing,senin kliwon dll) yang kemudian dipadukan dengan perhitungan kalender Jawa.

Selain itu, dalam prosesi ini juga akan dibicarakan segala hal yang berkaitan dengan acara pernikahan. Misalnya saja tempat dimana akan dilangsungkannya ijab qobul, akan dilangsungkan secara sederhana atau mewah dan lain-lain. Dalam prosesi ini orang tua calon mempelai pria menyerahkan sebuah cincin atau perhiasan lainnya kepada calon mempelai wanita sebagai tanda keseriusan dan sebagai penanda bagi orang lain bahwa dia telah dipinang dan akan segera menikah.

  1. Pra-pernikahan

Secara umum, dalam tahapan ini cukup banyak ritual atau upacara-upacara yang harus dilaksanakan. Misalnya saja pemasangan Bleketeple dan Tarub, upacara siraman, upacara Ngerik, upacara midodareni, nyantri, seserahan, upacara diluar kamar pengantin saat upacaramidodareni dll. Namun, di Desa Tendas ini tidak semua upacara-upacara itu dilakukan. Hanya beberapa upacara saja yang masih dilakukan. Upacra atau ritual itu antara lain:

1)     Pemasangan Bleketeple dan Tarub.

Bleketeple adalah anyaman dari daun kelapa (Janur) yang digantungkan digapura depan rumah, ini dimaksudkan untuk mengusir segala  gangguan dan roh jahat dan sekaligus menjadi pertanda bahwa dirumah ini sedang dilakukan upacara perkawinan. Pada dasarnya Tarub dan Bleketeple adalah sama-sama terbuat dari daun kelapa yang masih muda (Janur). Bedanya, jika Bleketeple letaknya digantung didepan pintu sedangka tarub diletakan berdiri disamping kanan dan kiri pintu dan disertai beberapa dedaunan dan tanaman tertentu seperti daun beringin, kelapa kuning dan lain sebagainya.

Pemasangan pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang dan juga sepasang Tebu Wulung (tebu yang berwarna agak kemerahan) memiliki arti simbolik tersendiri. Pemasangan kedua pohon ini (pohon pisang dan tebu wulung), memiliki arti simbolik. Pesang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang memiliki arti bahwa suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat. Seperti pohon pisang  yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan, keluarga baru ini juga  akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan itu, sepasang tebu wulung,merupakan simbol mantapnya kalbu, pasangan baru ini akan membina  dengan sepenuh hati keluarga mereka. Bagi golongan abangan, sebelum melakukan ritual ini terlebih dahulu mereka membauat sajen dan meletakkannya di berbagai sudut dekat tempat akan diadakannya acara. Namun bagi kaum santri sesajen tidak perlu digunakan hanya memasang bleketeple dan tarub saja.

Gambar Bleketeple dan Tarub

2)     Upacara Ngerik

Ngerik artinya rambut-rambut kecil diwajah calon pengantin wanita dengan hati-hati dikerik oleh pemaes. Rambut penganten putri dikeringkan kemudian diasapi dengan ratus/dupa wangi. Perias mulai merias calon penganten. Hal ini memiliki arti simbolik bahwa sebelum menikah calon mempelai terlebih dulu membuang sifat-sifat dan hal-halyang buruk sebelum menempuh lembaran hidup baru pada esok harinya. Selain itu, pada malam ini calon pengantin wanita secara langsung meminta restu dari orang tua dan keluarga.

3)     Seserahan atau Peningsetan

Seserahan adalah prosesi dimana orang tua dan keluarga calon penganten pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon penganten wanita. Peningsetan sendiri berasal dari kata singset, artinya mengikat erat, dalam hal ini terjadinya komitmen  akan sebuah perkawinan antara putra putri kedua pihak  dan para orang tua penganten akan menjadi besan.

Dalam prosesi ini orang tua memberikan beberapa barang kepada calon mempelai wanita. Pemberian itu berupa : Satu set suruh ayu sebagai perlambang  harapan tulus  supaya mendapatkan keselamatan. Seperangkat pakaian dan beberapa kosmetik untuk penganten wanita , termasuk beberapa kain batik dengan motif yang melambangkan kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan sebuah stagen, ikat pinggang kain putih  yang besar dan panjang, sebagai pertanda kuatnya  tekad. Beberapa hasil bumi antara beras, buah-buahan dan lain sebagainya sebagai pralambang hidup kecukupan dan sejahtera bagi keluarga baru dan beberapa kue-kue khas baik itu keu kering maupun kue basah. Semua barang-barang tersebut ditata dan di hias rapi dalam keranjang. Tak jarang barang barang tersebut dibentuk menyerupai tokoh dan hewan-hewan tertentu.

Contoh gambar seserahan

  1. Prosesi pernikahan

Seperti halnya kedua tahapan yang telah dijelaskan di atas, pada tahapan yang ketiga ini juga memiliki upacara atau ritual-ritual adat. Adapun ritual adat tersebut adalah:

1)     Prosesi ijab Qabul

Prosesi ijab Qobul ini sama dengan prosesi ijab qabul yang ada di daerah-daerah lain. Dilakukan secara hukum negara dan agama yang dianut oleh kedua mempelai.

Saat prosesi Ijab Qabul

2)     Temu Nganten atau Panggih

Setelah selesai prosesi ijab Qabul dan pada saat yang telah ditentukan penganten pria diantar oleh salah seorang kelurganya, tiba didepan rumah pengantin putri dan berhenti didepan pintu rumah. Sementara itu, pengantin wanita  dengan dikawal saudara-saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya, kedatangan rombongan pengantin pria dan berhenti di depan pintu rumah. Dalu prosesi temu Nganten atau Panggih ini dilakukan di depan pintu rumah mempelai wanita. Namun karena menyesuaikan dengan perkembangan zaman prosesi ini dilakukan di pelaminan tempat atau tempat akan diadakannya resepsi.

Setelah itu, oleh tokoh masyarakat setempat kedua mempelai dipertemukan dan di saling berjabat tangan. Sebenarnya setelah betemu dan berhadapan langsung pada jarak sekitar dua atau tiga meter, kedua mempelai berhenti saling melempar ikatan daun sirih atau sering disebut dengan upacara Balangan Suruh. Namun karena menyesuaikan dengan norma agama maka tahapan lempar ikatan daun sirih diganti dengan jabat tangan dan kemudian sang istri mencium tangan suaminya sebagai tanda penghormatan kepadanya.

Upacara temu nganten atau Panggih

3)     Ritual Wiji Dadi

Penganten pria menginjak sebuah telur ayam  kampung hingga pecah dengan telapak kaki kanannya, kemudian kaki  tersebut dibasuh oleh penganten putri dengan air kembang.ritual ini melambangkan rumah tangga yang dipimpin seorang suami yang bertanggung jawab  dengan istri yang baik, serta melambangkan pengambdian istri kepada suaminya bahwa ia kan melayani suaminya dengan ikhlas.

Ritual wiji dadi

4)    Sindhur Binayang

Sesudah ritual Wiji Dadi, ayah pengantin putri berjalan didepan kedua temanten menuju ke kursi pengantin didepan krobongan atau pelaminan, sedangkan ibu pengantin putri berjalan dibelakang kedua temanten, sambil menutupi pundak kedua pengantin dengan kain sindhur. Ini melambangkan, sang ayah menunjukkan jalan menuju ke kebahagiaan, dan sang ibu pun mendukung.

Ritual Sindhur Binayang

5)     Timbang

Dalam prosesi ini kedua penganten bersama-sama duduk dipangkuan ayahanda pengantin putri. Sesudah menimbang-nimbang sejenak, ayahanda berkata : “Sama beratnya.”, artinya ayah mencintai keduanya tidak dibedakan antara anak dan menantu.

Ritual timbang

6)     Ritual Dhahar Klimah atau  Dhahar Kembul

Dengan disaksikan orang tua pengantin putri dan kerabat dekat, sepasang pengantin makan bersama, saling menyuapi. Ini melambangkan bahwa mulai saat ini keduanya akan mempergunakan dan menikmati bersama  apa yang mereka punyai.

Ritual Dhahar Klimah atau  Dhahar Kembul

7)     Sungkeman

Sepasang pengantin melakukan  sungkem kepada kedua belah pihak orang tua. Mula-mula kepada orang tua pengantin wanita kemudian kepada orang tua pengantin pria. Sungkem adalah merupakan bentuk penghormatan tulus kepada orang tua dan pinisepuh.

Ritual sungkeman

Ritual sungkeman menjadi penutup dari beberapa ritual panjang dan rumit yang ada pada setiap tahapan acara pernikahan. Setelah ritual ini barulah bisa diadakan acara resepsi. Acara resepsi sendiri bisa dilangsung pada hari yang sama ataupun beberapa hari setelah acara pernikahn. Namun kebanyakan pendudukan Desa Tendas memilih untuk melangsungkannya karena alasan biaya dan waktu.

  1. HUKUM ADAT WARISAN

Seperti yang telah dibahas pada bagian kehidupan sosial bahwa di Desa Tendas masyarakatnya menganut sistem kekerabatan parental/bilateral yang pada dasarnya mengakui garis kekerabatan Bapak-Ibu maka kedudukan antara laki-laki dan perempuan pun sama bagiannya dalam pembagian. Namun, para golongan santri mereka menganut asas sepikul segendongan, artinya anak laki-laki mendapatkan dua bagian dan anak perempuan mendapatkan satu bagian, hampir sama dengan pembagian waris terhadap anak dalam Hukum Islam.

  1. UPACARA SEDEKAH DESA

Upacara ini sebenarnya mengandung makna syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil bumi selama setahun. Diawali dengan membawa nasi beserta lauk yang dibungkus dalam sebuah kotak yang terbuat dari bambu (besek), kemudian membawanya ke salah satu tempat yang di keramatkan oleh masyarakat. Setelah itu, warga Desa akan bersama-sama berdo’a yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat. Kemudian mereka akan saling menukar nasi yang telah dibawa dan makan besama. Upacara ini akan dilanjutkan dengan pesta rakyat pada keesokanharinya. Dalam pesta rakyat tersebut akan ada hiburan yaitu pertunjukan ketoprak ataupun wayang selama sehari penuh.

  1. ASPEK EKONOMI

Desa Tendas adalah salah satu desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas ± 40,8 Hektar. Menurut daftar jumlah pemilih pada pemilukada tahun 2013, desa ini dihuni oleh sekitar 2740 jiwa dengan jumlah pemilih atau penduduk yang berusia 17 tahun keatas berjumlah ± 2027 jiwa. Desa Tendas ini berjarak cukup dekat dari kantor Kecamatan Tayu yang berada di pusat kota, yakni hanya berjarak ± 1 km kearah selatan. Desa ini terdiri dar 6 RT dan 2 RW.

Mata pencaharian utama dan dominan di desa ini adalah petani. Namun bukan berarti penduduk desa Tendas tidak memiliki mata pencaharian lain selain pertanian. Ada beberapa beberapa mata pencaharian lain seperti tukang ojek, TKI atau TKW, wirasuwasta, pedagang, PNS, TIN, PORLI dan beberapa mata pencaharian yang lainnya. Ada juga beberapa penduduk yang memiliki dua mata pencaharian dua, misalnya saja petani dengan tukang ojek atau yang lainnya. Pada tahun 2013 presentase mata pencaharian penduduk desa Tendas dapat dilukiskan dalah sebuah diagram sebagai berikut:

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa petani merupakan mata pencaharian yang dominan dan utama di desa Tendas. Hal ini didukung dengan beberapa faktor alam seperti ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas dan keadaan tanah yang bisa dibilang cukup subur. Karena seperti yang kita tau daerah Jawa Tengah memang terkenal dengan kesuburan tanahnnya dan potensi lahan pertaniannya.

Mata pencaharian dominan yang kedua adalah TKI/TKW. Alasan yang cukup kuat yang mereka ungkapkan adalah kurangnya lowongan pekerjaan di desa. Bagi mereka yang memiliki lahan pertania mereka bisa menjadi petani. Tapi bagi mereka yang tidak memiliki lahan pertanian hanya bisa menjadi buruh tani dengan upah yang sangat minim yakni setiap hari hanya berkisar dua puluh ribu rupiah. Itu pun tidak bisa dilakukan setiap hari, pekerjaan sebagai buruh tani hanya bisa dilakukan saat musim panen atau musim tanam.

Dengan penghasilan yang demikian, tentu mereka sangat kesusahan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan membayar biaya sekolah anak-anak mereka. Karena seperti yang kita tahu, harga-harga kebutuhan pokok dan biaya sekolah setiap harinya semakin merangkak naik mencekik rakya kalangan bawah seperti mereka. Hal inilah yang menjadikan mereka nekat untuk mengampil keputusan bekerja di luar negeri karena tergiur dengan gaji yang lebih besar. Walaupun harus terpisah jauh dengan keluarga, sanak saudara dan buah hati mereka.

  1. SENI DAN KETERAMPILAN
  2. KESENIAN DAN LAGU DAERAH

Kesenian yang paling terkenal di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati adalah kesenian ketoprak dan wayang. Ketoprak adalah salah satu kebudayaan daerah Jawa Tengah, yang mana kesenian ini diperankan oleh sekelompok orang dengan membawakan peran dan karakter dari tokoh-tokoh dari kisah-kisah cerita rakyat dari Jawa. Cerita yang sering diangkat dalam ketoprak adalah Ramayana dan Mahabarata, yang kesemuanya bercerita tentang kebaikan akan selalu menang melawan keangkaramurkaan. Sedangkan wayang adalah salah satu tradisi bercerita di Jawa Tengah yang masih berlanjut hingga saat ini yang paling berkembang dan terkenal hingga ke penjuru dunia.

Kesenian wayang sering disajikan dalam hajatan. Wayang tidak jauh berbeda dengan ketoprak. Jika ketoprak diperankan oleh manusia, sementara tokoh-tokoh cerita dalam wayang diperankan dengan properti yang disebut wayang itu sendiri yakni sejenis miniatur dengan bentuk sosok manusia yang digambarkan sesuai dengan sifatnya dan berbahan dari kulit . Wayang dijalankan oleh seorang dhalang. Kedua kesenian ini sering dimainkan saat ada hajatan pernikahan maupun khitanan dan menjadi salah satu hiburan wajib saat pesta rakyat yang diselenggarakan setiap setahun sekali sebagi ucapan syukur kepada Sang Maha Pencipta atas hasil alam. Adapun lagu-lagu daerah yang ada di Desa Tendas ini sama dengan daerah lain di Jawa Tengah. Yakni tembang-tembang dolanan dan tembang macapat. Tembang dolanan contohnya adalah Ilir-Ilir, Cublak-Cublak Suweng, dan Gundhul Pacul. Dan tembang-tembang macapat adalah Maskumambang, Pocung, Gambuh, Megatruh, Mijil, Kinanthi, Durma, Pangkur, Asmaradana, Sinom, dan Dhandanggula. Namun, keberadaan tembang-tembang macapat ini semakin terkikis karena para pemuda tidak lagi berminat mempelajarinya. Mereka beranggapan tembang-tembang itu kuno dan ketinggalan zaman.

Pertunjukan Seni Ketoprak di lapangan Desa

Pertunjukan Wayang

  1. KETERAMPILAN

Bayank orang mengira bahwa ukiran kayu hanyalah ada di Jepara yang memang sudah terkenal dan mendunia. Namun, di Desa Tendas ini juga ada beberapa pengkrajin ukiran kayu bahkan sering hasil karya ukiran kayu dari Desa Tendas ini dikirim ke Jepara untuk memenuhi pesanan. Para pengkrajin tidak membuat ukiran dengan jumlah besar. Ukiran yang mereka buat hanya berdasarkan pesanan para pembeli yang datang. Ukuran ini biasaya berupa kursi, almari, tempat tidur, meja rias dan lain-lain.

Proses pengukiran kayu

 


 

BAB III

PENUTUP

  1. KESIMPULAN
  2. Dalam kehidupan sosial masyarakat Desa Tendas dibagi dal 3 golongan yakni golongsan santri, priayi dan abangan. Akibatnya dari adanya golonga tersebut adalah adanya perbedaan penggunaan bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Sistem perkawinan yang dianut yakni sistem eleutherogami dan perkawinannya bersifat patriokal.
  3. Hukum adat dalam masyarakat desa tendas dapat kita lihat dari upacara-upacara atau ritual-ritulnya. Dan hukum adat pewarisan di desa tendas mennggunakan prinsip sepikul segendongan.
  4. Mata pencaharian yang paling dominan di Desa Tendas adalah petani.
  5. Kesenian yang ada di Desa Tendas adalah kesenian Ketoprak dan Wayang. Dan lagu daerah yang ada di Desa Tendas ini sama dengan daerah-daerah lain yang ada di Jawa Tengah, yakni tembang dolanan dan tembang macapat. Sedangkan keterampilan yang dimiliki adalah ukiran kayu pada mebel.
  6. SARAN

Budaya merupakan simbol peradaban dan warisan leluhur yang tidak ternilai harganya. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, maka peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu untuk punah. Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus harus selalu berusaha menjaga kelestariannya agar budaya itu tidak luntur dan akhirnya musnah ditelan oleh perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih. Jangan jadikan kemajuan teknologi sebagai alasan untuk mengabaikkan keberadaan budaya.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa Seri Etnografi Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Maruti,Retno.2009. Asal-Usul Budaya Jawa. http://www.tokohindonesia.com%5B27 November 2009]

Wignjodipoero, Soerojo. 1995. Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat. Jakarta: PT. Gunung Agung