MEMORI, LUPA DAN TRANSFER BELAJAR

MEMORI, LUPA DAN TRANSFER BELAJAR

O

L

E

H

♣ IKA HASANATUN NISA’ ♣

Gambar

                                                    IKA NISA_INGEST

 

 

 

 

 

 

Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia, yang terdiri dari trilyunan sel yang memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Yang mengendalikan seluruh aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak sadar. Kapasitas penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas hardisk komputer terbesar sekalipun. Tapi sayangnya manusia tidak mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus dengan sempurna, melainkan berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi ketika orang yang bersangkutan diminta untuk mengingat kembali hal yang sudah mulai terlupakan sebagian itu.

Manusia cenderung untuk menyempurnakan sendiri bagian-bagian yang terlupa tersebut dengan cara mengkreasikan sendiri detil-detil ceritera itu. Akibatnya, sebuah ceritera tentang suatu peristiwa yang pernah disaksikan oleh seseorang akan berubah-ubah dari masa ke masa. Makin lama jarak waktu antara kejadian awal dengan saat berceritera, maka makin banyak perubahannya.

  1. Apakah definisi lupa itu ?
  2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi lupa itu ?
  3. Bagaimanakah cara mengurangi lupa itu ?
  4. Apakah definisi memoriy itu ?
  5. Apa sajakah faktor-faktor memoriy itu ?
  6. Apa sajakah teori-teori lupa itu ?
  7. Bagaimanakah cara atau usaha untuk meningkatkan kemampuan memoriy itu ?.
  8. Apakah definisi transfer belajar itu ?
  9. Apa saja teori-teori trasfer belajar itu ?
  10. Apa saja macam-macam transfer belajar itu ?
  11. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi adanya transfer belajar itu ?

 

PEMBAHASAN

MEMORI, LUPA DAN TRANSFER BELAJAR

MEMORI

A. Definisi (pengertiann) Memori)

Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan.

Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau tanggapan yaitu :

  1. Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memori/STM) ialah temppat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera dalam waktu yang labih pendek. Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu:
  2. Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk mempertahankan informasi dalam STM.
  3. Encoding : adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
  4. Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memori/LTM) ialah gudang tempat menyimpan informasi untuk masa yang cukup lama.

B. Teori-Teori Memori

Teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti berikut :

  1. Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang  dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu : Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera    dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Sengaja,yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahun ke dalam ingatannya.
  1. Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
  2. Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu :

        a. Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan dengan menggunakan cues.

        b. Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.

        c. Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono (presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang tokoh tersebut.

C. Faktor yang mempengaruhi Memori

Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor, antara lain adlah sebagai berikut:

  1. Faktor Individu suatu Proses mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi Fisik dan kesehatan yang baik.
  2. Faktor Sesuatu yang Harus di Ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup kuat.
  3. Faktor Lingkungan proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.

D. Usaha-Usaha Meningkatkan Kemampuan Memori

Secara umum usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan memori harus memenuhi tiga ketentuan sebagai berikut:

  1. Mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Karena proses memori bukanlah suatu usaha yang mudah.
  2. Bahan-bahan yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal-hal lain. Khusus mengenai hal ini, konteks memegang peranan penting. Dari uraian di depan jelas bahwa memori sangat dibantu bila informasi yang dipelajari mempunyai kaitan dengan hal-hal yang sudah dikenal sebelumnya.
  3. Proses memori memerlukan organisasi. Salah satu pengorganisasian informasi yang sangat dikenal adalah mnemonik (bahasa Yunani: mnemosyne, yaitu dewi memori dalam mitologi Yunani). Informasi diorganisasi sedemikian rupa (dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dikenal) sehingga informasi yang kompleks mudah untuk diingat kembali.

LUPA

A. Pengertian Lupa

Kata lupa adalah kata yang tidak asing dalam masyarakat. Bahkan fenomena lupa menjadi fenomena yang sudah biasa atau sering terjadi dalam masyarakat. Fenomena lupa ini dapat terjadi pada siapapun, tak peduli orang itu remaja, orang tua, guru, pejabat, professor tak terkecuali anak-anak. Di lingkunagan sekolah, lupa dianggap sebagai gejala yang menyedihkan yang seharusnya tidak ada, namun mau tak mau harus dihadapi. Kadang kala guru merasa frustasi, karena anak didiknya lupa akan bahan pelajaran yang telah diajarkan.

Dalam proses belajar, lupa kerap kali dialami dalam bidang belajar kongnitif. Di mana anak harus belajar verbal atau belajar menggunakan bahasa. Oleh karena itu, penjelasan guru secara verbal cenderung mudah dilupakan. Kadang-kadang kita mencoba untuk mengingat sesuatru dari iingatan jangka panjang dan merasa seolah-olah kita hamper mengingattnya, tetapi tidak ingat sepenuhnya. Hal ini biasa disebut dengan istilah lupa-lupa ingat. Istilah lupa-lupa ingat sangat berbeda dengan istilah lupa-lupaan dan melupakan. Dalam istilah lupa-lupaan dan melupakan menganduk unsure kesengajaan. Sedangkan lupa-lupa ingat berarti samar-samar antara lupa dan ingat. Hal ini bisa disebabkan oleh kerancuan struktur kongnitif yang akan menakhibatkan sejumlah kesan atau informasi menjadi samar-samar, kesan tersebut berbentu bayang-bayang ketidakpastisn.

  1. Perbedaan Lupa dengan Hilang

Kerap kali masayarakat salah menartikan kata lupa dan hilang. Mereka beranggapan lupa dan hilang adalah kata yang memiliki makna yang sama. Lupa ialah keadaan di mana seseorang tidak bisa mengingat informasi-informasi yang ada dalam memoring otaknya. Namun bukan berarti informasi tersebut hilang tanpa bekas. Melaikan bisa diingat atau panggil kembali jika diperlukan. Dengan kata lain informasi-informasi atau kesan-kesan sebagai buah dari pengalaman belajar tidak pernah hilang, hanya saja kesan-kesan itu mengendap dalam alam bawah sadar. Dan bila diperlukan kesan-kesan atau informas-informasi tersebut dapat terangkat ke alam sadar kita. Penggalian kesan-kesan atau informasi-informasi bisa karena kekuatan “asosiasi” atau bisa juga karena kemauan yang keras melakukan “reproduksi” dengan mengandalkan konsentrasi. Jadi, lupa bukan berarti hilang. Sesuatu yang terlupan bukan hilang dari memori otak. Melaikan masih dimiliki dan tersimpan di dalam alam bawah sadar. Sedangkan sesuatu yang hilang benar-benar sudah tidak tersimpan dalam memori otak.

Hilangnya informasi dari memori otak atau dari ingatan disebabkan oleh dua hal, yakni gangguan dan waktu. Jadi adanya upaya mengingat hal-hal yang baru dapat menggeser hal-hal yang lama. Dan akhirnya hal tersebut akan hilang atau lenyap tanpa bekas karena usangnya waktu. Selain itu ada dua ganngguan yang dapat mengakhibatkan lupa, baik itu dalam ingatan jangka pendek ataupun ingatan jangka panjang. Yang pertama adalah “inhibisi retroaktif” yaitu bila informasi-informasi yang baru menyulitkan orang untuk mengingat kembali informas-informasi lama. Dan yang kedua adalah “inhibisi proaktif” yaitu bila informasi-informasi yang lama menyulitkan orang untuk mengingat kembali informasi-informasi yang baru.

  1. Teori-Teori Lupa.

Lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Ada beberapa teori tentang lupa, antara lain yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval failure, dan motivated forgetting. Teori-teori ini khususnya merujuk pada memori jangka panjang.

a. Decay theory

Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Teori ini mengandalkan bahwa setiap informasi di simpan dalam memori akan meninggalkan jejak (memory trace). Jejak-jejak ini akan rusak atau menghilang bila tidak pernah dipakai lagi. Meskipun demikian, banyak ahli sekarang menemukan bahwa lupa tidak semata-mata disebabkan oleh ausnya informasi.

b. Teori interferensi

Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori janga panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan). Akan tetapi proses lupa terjadi karena informasi yang satu menggangu proses mengingat informasi lainnya. Bisa terjadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama, tetapi bisa juga sebaliknya.

Bila informasi yang baru kita terima, menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, terjadilah interferensi retroaktif. Dalam hidup sehari-hari kita mengalami hal ini. Adalagi yang disebut interferensi proaktif, yaitu informasi yang sudah dalam memori jangka panjang mengganggu proses mengingat informasi yang baru saja disimpan.

c. Teori retrieval failure

Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

d. Teori motivated forgetting

Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

B. Factor-faktor Penyebab Lupa

Para tokoh sepakat bahwa lupa bukanlah masalah yang sederhana dan berdiri sendiri. Mereka meyakini bahwa ada beberapa factor yang dapat menyebabkan seseorang lupa terhadap sesuatu yang telah dimilikinya. Walaupun berbeda pendapat dalam memberikan pandangan tentang factor-faktor yang menyebabkan lupa. Namun pada hakekatnya perbedaan pandangan tersebut tidak perlu dipertentangkan, karena memang setiap orang memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda dalam memandang menyelesaikan suatu persoalan. Berikut ini adalah beberapa tokoh yang memberikan pandangannya mengenai factor-faktor yang dapat menyebabkan lupa.

vFactor yang menyebabkan lupa menurut Ngalim Purwanto adalah sebagai berikut:

–        Karena apa yang dialami atau informasi dan kesan yang diperoleh sebagai hasil dari pengelaman belajar tidak pernah dipergunakan lagi.

–        Adanya hambatan-hambatan yang terjadi karena gejala-gejala/isi jiwa yang lain.

–        Represi atau tekanan.

vFactor penyebab lupa menurut Muhibbin Syah adalah:

–        Perubahan situasi dan lingkungan.

–        Perubahan sikap dan minat. Misalnya seorang anak didik akan lebih mudah mengingat jika ia berminat atau suka dengan mata pelajaran tertentu entah itu karena guru atau lain hal.

–        Perubahan urat saraf otak. Hal dimaksudkan seperti gagar otak yang tentunya akan menyebabkan seseorang kehilangan ingatan yang ada dalam memori otaknya.

–        Kerusakan informasi sebelum masuk kememori. Informasi yang rusak itu tidak hilang dan tetap diproses oleh system memori otak seseorang tetapi terlalu lemah untuk dipanggil kembali.

vFactor penyebab lupa menurut pandangan W.S Winken adalah:

–        Gejala lupa disebabkan berkas-berkas ingatan yang tidak dipergunakan dengan berlanhsungya waktu mengalami proses penghapusan yang mengakhibatkan ingatan menjadi kabur dan lama-kelamaan hilang.

–        Interferensi, yaitu gangguan dari informasi yang baru masuk ke dalam ingattan terhadap informasi yang telah tersimpan di situ, seolah-olah informasi yang lama tergeser dan kemudian lebih sukar untuk diingat.

–        Adanya motif-motif tertentu sehingga seseorang itu melupakan sesuatu. Misalnya kejadian atay peristiwa yang yang tidak menyenangkan.

C. Kiat Mengurangi Lupa

Siapapun tidak akan mampu membendung kahadiran lupa secara keseluruhan. Menghilangkannya juga merupakan suatu hal yang mustahil. Mengurangi proses terjadinya lupa adalah salah satu upaya yang masuk akal dan dapat dipercaya kebenarannya. Fenomena lupa pada peserta didik, pada prinsipnya dapat dicegah sekecil mungkin bila mata pelajaran yang guru sajikan kepada peserta didik dapat diserap yang kemudian diproses oleh lalu disimpan dalam memori.

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal peserta didik. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba dalam upaya meningkatkan daya ingat akal. Diantaranya menurut Barlow (1985), Reber(1988), dan Anderson (1990), seperi yang dikutip oleh Muhibbin Syah sebagai berikut:

  1. Overlearning. Artinya upaya belajar melebihi bata pengguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin pagi ketika sedang melaksanakan apel bbendera, memungkinkan peserta didik mempunyai ingatan yang kuat terhadap teks Pancasila yang pernah dibacanya.
  2. Extra Study Time. Maksudnya adalah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar untuk materi tertentu, berrarti anak menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam.
  3. Mnemonic Device. Artinya muslihat yang dapat membantu ingatan. Kiat ini merupakan kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan informasi-informasi kedalam system ingatan anak. Kiat ini banyak sekali ragamnya, tetapi yang paling menonjol adalah rima (sajak atau nyanyian), singkatan, system kata pasak, metode losal, dan system kata kunci.
  4. Pengelompokan. Maksud dari kiat pengelompokan adalah menata ulang setiap materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa materi tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam upaya mengurangi proses lupa dalam proses belajar menurut W.S Winkel antara lain:

  1. Motivasi belajar yang kuat di pihak pesrta didik, oleh karena itu guru harus mampu memilih bentuk motivasi yang tepat agar siswanya menjadi bersemangat dalam menerima materi yang akn disampaikan.
  2. Guru harus mampu memancing perhatian peserta didiknya agar informasi mengenai ,ateri yang sedang disampaikan terserap secara sepenuhnya. Karena memancing perhatian peserta didik merupakan pintu gerbang yang akan mengantarkan peserta didik pada konsentrasi terhadap pelajaran yang diberikan.
  3. Peserta didik harus segera mengelola informasi secara baik. Karena penundaan pengelolaan mungkin akan mengakibatka materi itu terdesak keluar dari memori jangka pendek, karena adanya informasi baru yang akan masuk.

Dari beberapa kiat yang dapat dilakukan dalam rangka mengurangi proses lupa yang telah dije;askan diatas, pada dasarnya dapat kita ketahui bahwa sesungguhnya usaha-usaha mengurangi lupa tidak semata-mata terpulang pada cara-cara belajar yang baik di pihak peserta didik. Namun juga berhubungan dengan metode atau cara yang dipergunakan oleh guru dalam menyampaikan materi atau informasi.

TRANSFER BELAJAR

A. Definisi (pengertian) Transfer Belajar.

Jika diartikan secara bahasa, Transfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata yaitu transfer dan belajar. Transfer dipungut dari bahasa Inggris yaitu “ transfer “ yang berarti pergantian, serahterima, atau pemindahan. Sedangkan belajar sendiri adalah serangkaian kegiatan jiwa-raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuh sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi transfer belajar adalah suatu kegiatan jiwa-raga untuk memindahkan atau menyerah terimakan suatu informasi atau penegetahuan yang bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan rumusan Transfer belajar menurut para pakar psikologi sebagai berikut:

  1. Salmeto mengatakan bahwa transfer adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.
  2. Muhibbin Syah menyatakan bahwa trasfer belajar terjadi bila pengetahuan dan keterampilan anak didik sebagai hasil belajar pada masa lalu seringkali mempengaruhi proses belajar yang sedang dialaminya sekarang.
  3. Menurut W.S Winkel dalam bukunya “ Psikologi Pengajaran “ bahwa transfer belajar berasal dari bahasa inggris “ Transfer of Learning “ atau “transfer of Training “ yang brarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dari bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau kehidupan sehari-hari di luar lingkup pendidikan sekolah.

Dari beberapa rumusan yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa transfer belajar yaitu pemindahan. Pemindahan disini jangan dikonotasikan sebagai hilangnya suatu kemampuan atau keterampilan yang sudah dimiliki pada masa lalu, karena diganti dengan kemampuan atau keterampilan yang baru pada masa sekarang. Agar tidak terjadi kesalahan persepsi, transfer belajar disini sebagai “ pemindahan Pengaruh “ atau pengaruh kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang dikuasai terhadap kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang lain yang akan dikuasai.

B. Teori Transfer Belajar

Teori transfer belajar adalah pemikiran atau pendapat mengenai bagaimana transfer belajar itu sendiri.

  1. Teori Disiplin Formal

Teori ini didasari oleh ilmu jiwa daya. Menurut teori ilmu jiwa itu tersusun dari beberapa macam daya ( pikiran, ingatan, perasaan, dll. ) masing-masing daya itu dapat diperbaiki melalui latihan-latihan. Teori transfer belajar menurut psikologi daya adalah bahwa baiknya setiap fungsi sebagai akibat mempelajari bahan tertentu akan tertransfer dalam mempelajari bahan apapun juga yang tidak ada hubungannya dengan bahan latihan itu.

  1. Teori Komponen-Komponen Identik

Menurut teori ini transfer terjadi, jika antara situasi yang lalu atau hasi belajar yang lalu dengan situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang dihadapi terdapat aspek-aspek yang sama.

  1. Teori Generalisasi

Pandangan ini dikemukakan oleh Charles Judd ( 1873-1946 ) yang berpendapat bahwa transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola, dan prinsip-prinsip umum.

C. Ragam (macam-macam) Transfer Belajar

Muhibbin syah ( 1999 : 14 ) dengan mengutip pendapat Robert M.Gagne mengemukakan empat macam tansfer belajar yaitu transfer Positif, transfer negatif, transfer vertikal dan transfer lateral.

  1. Transfer Positif

Yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Misalnya keterampilan mengendarai sepeda motor, akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan bermotor roda empat.

  1. Transfer Negatif

Transfer atau pemindahan berefek buruk yaitu mempersukar dan mempersulit dalam kegiatan belajar selanjutnya. Misalnya keterampilan mengemudikan kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di Indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila ia pindah kesalah satu Negara Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak disebelah kanan jalan.

  1. Transfer Vertikal (tegak lurus)

Dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu mebantu siwa tersebut dalam menguasai pengetahuan atau keterampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya seorang siswa SD yang telah menguasai prinsip penjumlahan dan pengurangan pada waktu duduk dikelas II akan mudah mempelajari perkalian pada waktu di duduk dikelas III.

  1. Transfer Lateral (ke arah samping)

Dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Misalnya seorang lulusan STM yang telah menguasai teknologi “X” dari sekolahnya dapat menjalankan mesin tersebut ditempat kerjanya. Disamping itu, ia juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan teknologi kurang lebih sama dengan mesin “X” tadi.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya transfer belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya transfer belajar, antara lain adalah:

  1. Intelegensi

Individu yang lancer dan pandai biasanya akan mampu menganalisa dan melihat hubungan-hubungan logis, ia segera melihat unsur-unsur yang sama serta pola dasar atau kaidah hukum, hingga sangat mudah terjadi transfer.

  1. Sikap

Meskipun orang mengerti dan memahami sesuatu serta hubungannya dengan yang lain, tetapi kecendrungan atau pendiriannya menolak/ sikap negative, maka transfer tidak akan terjadi, demikian sebaliknya.

  1. Materi pelajaran

Biasanya mata pelajaran yang mempunyai daerah berdekatan misalnya matematika dengan statistic, ilmu jiwa sscial dengan sosiologi, lebih mudah terjadi transfer.

  1. Sistem penyampaian Guru

Pendidik yang senantiasa menunjukkan hubungan antara pelajaran yang sedang dipelajari dengan meta pelajaran lain atau dengan menunjuk ke kehidupan nyata yang dialami anak, biasanya lebih membantu terjadinya transfer.

 

Kesimpulan.

  • Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.
  • Ada beberapa teori tentang lupa, antara lain yaitu Decay theory, Interference theory, Retrieval failure, dan motivated forgetting.
  • Faktor lupa antara lain adalah adanya informasi baru yang menggeser informasi lama, dan adanya perubahan situasi, sikap, minat dan perubahan urat saraf.
  • Kiat mengurangi lupa antara lain: overlearning, extra study time, mnemonic device, dan pengelompokan.
  • Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan
  • Teori-teori tentang lupa antara lain: encoding, storage, dan retrieval.
  • Faktor yang mempengaruhi memori ada 3, yaitu: faktor lingkungan, faktor individu dan faktor materi yang diserap.
  • Cara meningkatkan kemampuan memori adalah dengan menyesuaikan bahan-bahan informasi yang memiliki hubungan dengan informasi yang sudah ada dan pengorganisasian proses memori dengan baik.

vTransfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari kata yaitu transfer dan belajar.

vTeori transfer belajar adalah teori disiplin formal, teori komponen-komponen identik dan generalisasi.

vRagam transfer belajar adalah transfer positif, negative, vertical dan lateral.

vFaktor yang mempengaruhi transfer belajar antara lain: taraf intelegensi dan sikap, metode guru dalam mengajar serta isi materi yang disampaikan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hasan, Muhammad. 2002. Psikologi Pendidikan. Semarang: Gajah Mada

Mustaqim. 2004. Psikologi Belajar. Yoyakarta: Pustaka Pelajar

N.N. Meningkatkan Daya Ingat. http://www.e-edukasi.net. 19 September 2008.

NN. Memori Jangka Pendek. http://www.groups.yahoo.com. 19 September 2008.

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

 

Tinggalkan komentar